Reliasisasi Nilai Buku “Filosofi Teras” Dalam Lingkup Kehidupan Manusia

Pada hari Jumat , tanggal 13 bulan Agustus tahun 2021 telah dilaksanakan kegiatan Diskusi Literasi Bersama Advokasi HIMAJEN dengan tema “Realisasi Nilai Buku “Filosofi Teras” Dalam Lingkup Kehidupan Mahasiswa” menggunakan via zoom meet yang berisikan rangkaian kegiatan dimulai dari pembukaan setelah itu kata sambutan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh pemantik kemudian sesi diskusi dan terakhir penutup kegiatan.

Dalam kegiatan ini diisi oleh pemantik dan moderator.Pemantik dalam kegiatan diskusi ini merupakan seorang mahasiswa Manajemen FEB UNTAN angkatan 2017 yang bernama Andika Pratama ,beliau Memiliki pengalaman organisasi di lingkup internal dan eksternal kampus, Andika dalam kesehariannya memiliki hoby membaca buku dengan berbagai macam genre. Andika didalam lingkungan organisasi internal pernah menjabat sebagai staff advokasi HIMAJEN  dan kepala bidang kaderisasi HIMAJEN. Juga diisi seorang moderator yaitu Aulia Erlis Apriyana yang juga merupakan salah satu staff  bidang kaderisasi di HIMAJEN.

Dalam kegiatan diskusi ini mengangkat sebuah buku yang berjudul “Filosofi Teras” untuk dijadikan bahan diskusi dikarenakan isi dan nilai – nilai dalam buku  tersebut berkaitan dengan lingkup kehidupan mahasiswa.Berikut isi dari sinopsis buku tersebut yaitu Filosofi Teras (2019) menjelaskan tentang filsafat Yunani-Romawi kuno yang mungkin bisa membantu mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh dalam menghadapi masalah hidup. Di dalam buku ini akan mempelajari definisi Filosofi Teras dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan hidup akan selalu ada, kita bisa menyikapinya dengan mental tangguh,orang-orang mendambakan ketenangan dalam hidup. Banyak dari mereka yang mengalami kecemasan, kekhawatiran dan kekecewaan dalam kehidupan sehari-harinya. Filosofi Teras tidak menjanjikan rahasia menghilangkan segala kesulitan dan tantangan hidup, tetapi justru menawarkan cara mengembangkan mental tangguh dan bersikap tenang. Rangkuman buku ini akan mempelajari tentang pengertian Filosofi Teras dan relevansinya dengan kehidupan zaman sekarang. Dan tentu saja akan mempelajari bagaimana memperkuat mental dan menghadapi kesusahan hidup.Beberapa hal menarik yang dapat dipelajari dari buku ini antara lain: Apa itu dikotomi kendali; bagaimana mengendalikan interpretasi terhadap kejadian dalam hidup Anda, bagaimana memperkuat mental, bagaimana menghadapi kesusahan dan musibah dan bagaimana hidup diantara orang – orang menyebalkan.

Isi dari muatan materi yang disampaikan oleh pemantik yaitu penting untuk selalu berkata jujur maksudnya adalah makna kejujuran itu tidak perlu diucapkan melainkan sudah tertanam di hati dan fikiran kita. Kejujuran harus terdengar di suara kita, nampak di mata kita bagaikan kekasih yang menetap di wajah kita. Seseorang yang jujur dan terus terang bagaikan seseorang dengan bau badan ketika kamu seruangan dengan dia kamu akan tau tetapi kepalsuan bagaikan pisau dipunggung.

Dibalik perilaku menyebalkan orang lain, kemungkinan besar tidak ada motivasi atau niatan jahat tetapi hal itu didorong oleh ketidak tahuan manusia tersebut maka ada beberapa hal salah satunya dikotomi kendali yaitu perpisahan dua hal yang bertentangan artinya hal yang berada dibawah kendali kita atau tidak. Maksudnya hal – hal yang ada dibawah kendali kita adalah fikiran kita, aksi kita maupun respon kita. Pada saat kita berbicara mungkin tanpa sengaja kita menyinggung orang lain dan jika orang tersebut merasa tersinggung berarti hal tersebut berada diluar kendali kita, apa yang berada dibawah kendali kita seharusnya dapat dikendalikan dengan  berusaha untung bersikap tenang dan ramah agar orang lain tidak merasa tersinggung. Apabila orang tersebut merasa tersinggung artinya hal tersebut sudah termasuk hal diluar kendali kita dan tidak mungkin dapat dikendalikan oleh kita.

Bagaimana cara memperkuat mental? Dan hidup diantara orang – orang yang menurut kita menyebalkan?

Saya selalu berprinsip seperti ini kepada diri saya sendiri “setiap manusia akan mengalami atau sewaktu-waktu akan sendiri, nah pada saat sendiri itulah kita harus kuat. Jika kita sendiri saja sudah kuat, kita membantu orang lain juga mudah karena kita sudah bisa menyelamatkan diri sendiri.” Dan”jangan menggantukan harapan dan pencampaian itu diluar kendali kita”. Ketika kita sendiri itu jika kita tidak siap dan menggantungkan hal-hal seperti harapan kepada orang lain itu akan mengganggu kita secara moral.

Menghadapi orang – orang yang menyebalkan, kita sebagai manusia dituntut untuk bersosial sehingga agak sulit untuk tidak bertemu orang – orang yang terkadang menyebalkan. Namun ketika kita merasakan hal tersebut dan merasa tidak mampu ada baiknya kita menepi sejenak. Karena pikiran itu perlu istirahat agar kita tenang dan barulah nanti berakhir pada pemakluman – pemakluman orang – orang di sekitar kita yang terasa menyebalkan. Atau kita intropeksi diri seperti berpikir mungkin hanya menurut kita orang ini mnyebalkan, mungkin orang ini memang mempunyai karakter seperti ini. Maka dari itu kita baiknya menepi dan menenangkan diri dan pikiran sehingga bisa memikirkan secara dingin.

Bagaimana kita bisa berdaulat atas diri kita sedangkan kita terkadang tidak memiliki control full atas diri kita?

Pada kenyataannya kita memang harus Love yourself  atau mencintai diri kalian sendiri dulu baru orang lain. Bagaimana kita bisa berdaulat atau bagaimana kita bisa berkata bahwa pikiran itu dibawah kendali kita sedangkan pikiran – pikiran seperti overthingking itu terjadi sewaktu-waktu. Maka hal – hal seperti itu harus dibuang walaupun hal itu sering terjadi. Namun, di buku ini tidak dijelaskan secara terperinci mengapa hal itu dapat terjadi sedangkan pikiran itu dibawah kendali kita. Berbica tentang ketuhanan, maka itu menjadi misteri Ilahi, dan hal tersebut perlu dinikmati karena memang hidup ini indah apa adanya. Jadi memang harus dinikmati pada masa – masa overthinking, bagaimana kita bangun dari keterpurukan itu sebenarnya kita maknai lebih memang harus mengapresiasi diri, berterima kasih pada diri sendiri karena sudah bertahan dan selalu ada pada masa – masa seperti ini. Sehingga hal ini menjadi misteri kehidupan kita, dan biarkan ini menjadi misteri Ilahi.

Bagaimana kita mengatasi situasi kedaan panik, mendadak seperti hal – hal yang terjadi diluar ekspetasi kita?

Komunikasi merupakan satu diantara hal yang penting untuk menghindari panik yang berlebihan disaat situasi genting. Terkadang ada hal yang tidak bisa kita paksakan sekaligus diwaktu tersebut. Sehingga komunikasi adalah hal yang penting dalam situasi seperti itu, karena percuma kita panik disaat yang genting dan emosi tersulut. Lebih baik dinginkan kepala dulu, netralkan situasi dan dikomunikasikan.

Di halaman 207, pada penutup buku ada qoutes “ pikiran kita harus beristirahat, karena setelahnya pikiran akan jauh lebih tajam”. Kita berhenti dulu, karena kita memiliki keterbataskan berfikir sehinga kita dapat memikirkan hal kemungkinan – kemungkinan yang terjadi kedepannya. Serta kita juga dapat memikirkan apa yang terbaik untuk menyelesaikan hal tersebut. Penting untuk bersikap tenang, bisa dengan cara melakukan ibadah dalam agama masing – masing atau melakukan apa hal yang membuat kalian tenang.

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Diskusi Literasi Bersama Advokasi

Bagaimana cara berdaulat pada diri sendiri ? Tentu saja hal yang pertama adalah kita harus terlebih dahulu mencintai diri sendiri karena segala yang terjadi kembali kepada diri kita sendiri. Bagaimana hidup diantara orang –orang menyebalkan yaitu dengan menerima kepada hal yang ada karena hidup berdampingan dengan orang menyebalkan sudah menjadi makanan kita sehari – hari. Bagaimana memiliki mental yang kuat salah satunya mental secara pribadi harus dibentuk dengan menganalisa apa yang telah terjadi.

Dibuku ini memberikan cara kita untuk melatih mental kita supaya memiliki syarat yang titanium atau tidak gampang menyerah. Karena semua hal yang tidak kita inginkan sewaktu – waktu mungkin akan terjadi, dan kita harus siap. Kita juga tidak boleh terlarut – larut dalam kesedihan karena memang sesuatu yang berlarut dan berlebihan itu tidak baik. Mental secara pribadi memang dibentuk dan itu tidak bisa secara mendadak, maka perlunya proses – proses. Sehingga kita perlu menarik diri untuk melakukan suatu hal yang membuat kita tenang.

“hidup itu indah, dan hanya itu yang kita punya” - Dea Anugrah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANFAS 2024 : A Colorful West Borneo : "Ethnic Culture and Creativity Charity Night"

YUK INTIP APA SIH LINKEDIN ITU? APA SAJA MANFAATNYA BAGI KAMU KAUM MAHASISWA DAN TIPS BAGI KAMU AGAR LINKEDIN KAMU TERLIHAT MENARIK SAAT DILIHAT ORANG !!

5 Website Penyedia Jurnal Untuk Tugas Akhir atau Skripsi