REVIEW BUKU DISRUPTION BY
ADVOKASI HIMAJEN
Identitas buku:
Judul: Disruption
Pengarang: Rhenald Kasali
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2017, cetakan ke 11 (2019)
Jumlah halaman: 512 dan xxiv
Ukuran: B5 (17,6 x 25 cm)
Pada dasarnya
disruption adalah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama atau orang
lama (incumbent) dengan cara-cara baru atau orang orang baru (start up).
Disrupsi berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan baru. Disrupsi bisa
dilihat sebagai sesuatu yang positif karena merupakan sebuah inovasi yang
dinamis dan serba efisien, efektif dan serba canggih. Karakter dari abad 21
yang dikenal juga dengan era revolusi 4.0 adalah cepat, mengejutkan dan
memindahkan. Jika perusahaan perusahaan besar tidak berinovasi maka mereka akan
terancam punah, seperti punahnya hewan super besar dinosaurus yang tidak mampu
beradaptasi akhirnya punah. Jadi mulai sekarang kita harus sepakat dengan
disruptive mindset. Kalau perekonomian masih tumbuh, sementara usaha Anda
mengalami kemunduran, itu pertanda ada lawan-lawan baru yang tak terlihat.
Temukanlah, gunakan ilmunya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perlu merubah
mindset dalam era disrupsi ini, bukan lagi pemilik modal yang berkuasa namun
dia yang terinovatif yang akan menguasai usaha di segala bidang kehidupan ini.
Bisnis kecil yang inovatif bisa menggusur bisnis besar yang sudah berdiri
tahunan bahkan puluhan tahun yang lalu. Contohnya ponsel yang sangat terkenal
10 tahun lalu Nokia begitu ngetren di masyarakat, dengan adanya smart phone /
android maka habislah perusahaan yang telah mendunia ini. Toko Matahari
sekarang sudah mulai sepi karena digantikan dengan olshop (online
shop) toko fashion yang dijual secara online, mereka cukup mempromosikan baju mereka di media
sosial dengan biaya promosi yang super murah, lalu siap mengantar sampai ke
tempat tujuan, bayarnya nanti jika barang sudah diterima pembeli. Cukup simple,
cepat, berbiaya murah, canggih bukan. Pembeli tinggal klik klik smart phone
mereka tanpa pergi kemana-mana membuang biaya. Cukup di tempat pesanan baju
mereka datang. Layanan kini berkembang tidak hanya fashion, namun makanan,
angkutan, buku bacaan, kendaraan, barang rumah tanggapun bisa beli secara online.
Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, ada lima hal penting dalam
disruption.
1).Disruption akan berakibat penghematan
banyak biaya melalui proses bisnis yang menjadi lebih simpel. Karena kebutuhan
manusia yang dibutuhkan sekarang ini cukup dengan order lewat aplikasi di
smartphone maka segala kebutuhan akan tersedia dengan cepat.
2.Disruption akan membuat kualitas apapun
yang dihasilkannya lebih baik ketimbang yang sebelumnya. Kualitas dari segi
produk dan pelayanan. Mereka terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan hidup
agar lebih praktis.
3).Disruption berpotensi menciptakan pasar
baru, atau membuat mereka yang selama ini ter-eksklusi menjadi ter-inklusi.
Membuat pasar yang selama ini tertutup menjadi terbuka. Sekelompok perusahaan
baru seperti gojek misalnya mereka memiliki komunitas sopir sepeda motor/ mobil
yang terhubung secara online 24 jam. Jadi kapan pun kita butuh bepergian cukup
panggil gojek/grab yang siap mengantar.
4).Disruption akan menghasilkan
produk/jasa yang jauh lebih mudah diakses atau dijangkau oleh para penggunanya.
Karena sudah modern maka dalam melayani customer menggunakan aplikasi lewat
smartphpne. Jadi siapapun jika memiliki smartphone maka dengan mudah bisa
mengkases informasi.
Disruption membuat
segala sesuatu kini menjadi serba smart, lebih pintar, lebih
menghemat waktu dan lebih akurat. Itulah yang diharapkan di abad 21 ini serba
pintar, efisien dan efektif. Sampai di sini sudahkah Anda memahami disruption?
Mereka mengubah model hubungan ekonomi
“some people don’t like change, but you need to embrace change if the
alternative is disaster” – Ellen Musk “ beberapa orang tidak menyukai perubahan
tetapi Anda harus menerima perubahan jika pilihannya adalah bencana”.
Siap tidak siap, kita harus siap dan
menerima perubahan di abad 21 ini yang serba cepat. Karena jika kita tidak mau
berubah maka kita kan terkena bencana.
Ekonomi saat ini
berangsur tidak lagi terpusat di sekelompok orang yang menerapkan prinsip
ekonomi yang semakin hari menimbulkan persoalan seperti korupsi, mafia,
birokrasi yang fokus pada perizinan, pemerintahan yang tidak tertib, aturan
yang lebih mempersulit koordinasi, rentan terhadap gejolak ekonomi tetapi dalam
pertumbuhannya terganggu krisis, semakin mempertajam jurang antara kaya dan
miskin. Maka masyarakat yang tidak berada dalam kelompok kapitalis ini berusaha
mencari jalan keluar sendiri.
Kehadiran teknologi mengubah bentuk ekonomi di atas sedemikian rupa, kecurangandan perilaku korupsi disorot publik, perizinan yang berbelit ditentang, kepemilikan tanah oleh segelintir orang dipertanyakan. Orang orang baik pun tampil ke depan menawarkan ekonomi berbagi. Bentuk baru ekonomi yang lebih kolaboratif dan menciptakan efek deflasi atau penurunan harga. Mereka tumbuh dari kemerdekaan ekonomi kelas bawah yang masuk ke arena pasar bahkan mudah mencari modal dari investor di luar negeri. Kita perlu memahami dengan jernih apa yang sebenarnya terjadi dan paham teori dan teknologi yang membuat sektor kita tangani terdisrupsi dan dapat berdamai dengan perubahan. Ciptakan cara baru dalam kehidupan abad 21 ini.
Buku ini
menyajikan banyak contoh yang telah dan sedang terjadi di dunia dan sekitar
kita yang sedang dan telah kita alami. Ternyata kita adalah bagian dan saksi
sejarah dari disrupsi yang terjadi. Namun perlu waktu rilek untuk mengonsumsi
buku ini mengingat tersaji dalam 512 halaman.*
Komentar
Posting Komentar