HIMAJEN "Habis Gelap, Terbitlah Terang"

Himpunan Mahasiswa Manajemen atau lebih dikenal HIMAJEN adalah sebuah organisasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura. Didirikan pada 10 Oktober 1993 bertujuan untuk meciptakan mahasiswa-mahasiswa yang berpotensi akademis dan non-akademis didalam penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan etika-etika ilmiah, serta mampu untuk menerapkannya dalam pembangunan bangsa dan negara.

HIMAJEN juga merupakan organisasi yang berpengaruh dikampus hijau ekonomi. Sebelum mencapai kedudukannya sekarang, HIMAJEN sudah banyak melewati badai yang cukup kuat yang sempat membuatnya tumbang tapi mampu untuk berdiri kembali. Melalui banyak perjuangan aktivis-aktivis Manajemen, HIMAJEN mampu bangkit kembali dari segala kertepurukan.
Rahma Nadila Sutantri atau biasa dipanggil Kak Rahma, salah satu dari segelintir orang yang peduli dengan nasib HIMAJEN kedepannya. Mungkin Kak Rahma dan segelintir orangdibelakangnya bisa disebut ‘pahlawan’ untuk HIMAJEN. Harus kita akui sepak terjang Kak Rahma dan kawan-kawan sangatlah berperan penting dalam bangkitnya HIMAJEN sampai sekarang.

Saya sempat bertemu Kak Rahma akhir-akhir ini, dan beliau sedikit banyak bercerita tentang bagaimana perjuangan beliau dan kawan-kawan dulu. Tidak adil rasanya jika hanya saya sendiri yang tahu. Karena itu saya memutuskan untuk menuliskannya diblog ini.
Menurut cerita Kak Rahma, HIMAJEN terakhir kali aktif tahun2011. Karena ada suatu permasalahan yang tidak bisa saya sebutkan, HIMAJEN pun dibekukan atau vakum untuk jangka waktu kurang lebih 3 sampai 4 tahun.

Pada tahun 2015, Kak Rahma menjadi mahasiswa baru di manajemen, dan saat itu HIMAJEN masih ada tetapi berstatus ilegal, dalam artian ada tetapi tidak disahkan oleh pihak kampus. Walaupun berstatus ilegal mahasiswa baru angkatan 2015 harus tetap mengikuti semua aturan dan menghormati senior. Mereka tidak perduli tentang statusnya yang ilegal. Setelah mengikuti kegiatan JEFCO dan CANFAS, mahasiswa baru angkatan 2015 termasuk Kak Rahma akhirnya mengetahui bahwa status dari organisasi tersebut adalah ilegal.

Lalu, tahun 2016 terbentuklah kepengurusan himpunan yang baru. Kepengurusan tahun 2016 ini semuanya dipilih oleh pihak kampus untuk meningkatkan akreditasi jurusan manajemen. Yang diketuai oleh Bang Lamsyah angkatan 2014. Pada awalnya, Kak Rahma tidak tahu siapa saja anggota kepengurusan HIMAJEN tahun 2016. Karena Kak Rahma tertarik dengan semua kegiatan yang diadakan oleh HIMAJEN, akhirnya Kak Rahma memutuskan untuk bergabung dengan HIMAJEN.
Pada saat mahasiswa baru angkatan 2016 masuk, semua bidang yang ada di HIMAJEN ini kerjanya kurang maksimal. Himpunan ini dibentuk terserah mau seperti apa kedepannya, yang terpenting himpunannya sudah ada dan juga orang-orangnya sudah ada. Progja-progja yang mereka susun pun banyak yang rancu seperti bidang keilmuan yang arah geraknya kurang sesuai dengan tujuan progjanya. Bidang senibor pun saat mereka membentuk kepanitiaan juga terdapat banyak kekurangan. Saat itu masih ada Bang Darki dan Bang Candra selaku pengurus HIMAJEN periode 2016/2017, mereka memanggil Kak Rahma selaku perwakilan angkatan 2015 untuk ikut serta dalam membangun HIMAJEN kembali. Kak Rahma dan sebagian angkatan 2015 pun menyetujui hal yang ditawarkan oleh Bang Darki dan Bang Candra. Mereka coba ikut dan merasakan, tapi seiring berjalannya HIMAJEN, banyak kejanggalan yang terlihat dan tidak sesuai ekspektasi mereka. Contohnya seperti pengkaderan yang tidak sesuai, yang seharusnya kaderisasi ini menjadi bidang yang mampu menghandle mahasiswa baru.

Tidak lama setelah itu, mahasiswa baru angkatan 2017 masuk. Kak Rahma pun dihubungi oleh Bang Ahmad Santuri, Bang Luti dan 2 anggota DPA lainnya. Jadi 4 orang tersebut dibentuk oleh kampus untuk membentuk HIMAJEN yang baru. Dan saat itu mereka berempat dikumpulkan, mereka semua angkatan 2013. Mereka bertanya kepada Kak Rahma siapa-siapa saja yang cocok untuk menjadi calon ketua umum periode selanjutnya. Dan menurut pemaparan Kak Rahma, angkatan 2015 ini banyak yang berpotensi untuk menjadi ketua umum HIMAJEN.
Setelah Kak Rahma dan orang-orang yang berpotensi menjadi ketua umum HIMAJEN bergabung kedalam organisasi lain, baru dari pihak DPA HIMAJEN menghubungi mereka untuk mencalonkan diri. Karena orang-orang ini sudah terlanjur gabung ke organisasi lain, dan mereka loyal di organisasi tersebut jadi mereka tidak bisa meninggalkan amanah yang sudah mereka terima terlebih dahulu.
Jadi, Kak Rahma pun meminta saran dari teman-teman terdekatnya untuk kandidat calon ketua umum HIMAJEN nanti, atas semua pertimbangan teman-teman terdekat Kak Rahma akhirnya mereka pun menyarankan Kak Rahma untuk menjadi ketua umum. Kak Rahma berkali-kali menolak, karena menurut Kak Rahma ini sebuah tugas yang amat berat dan ditambah HIMAJEN yang sempat vakum, jadi Kak Rahma bingung untuk memulai dari mana. Jadi, sampai h- beberapa jam sebelum MUSAT dilaksanakan Kak Rahma baru membulatkan tekadnya untuk bersedia menjadi calon ketua umum HIMAJEN periode 2017/2018. Jam 7 pagi Kak Rahma baru menyusun visi dan misinya untuk menjadi calon ketua umum. Jam 8 pagi MUSAT dilaksanakan dan pada akhirnya setelah proses musyawarah berlangsung Rahma Nadila Sutantri pun terpilih menjadi ketua umum periode 2017/2018.

Setelah terpilihnya Kak Rahma menjadi ketua umum yang baru, Kak Rahma pun melakukan screening untuk anggota kepengurusan. Beliau berkata, teman terdekatnya pun yang ingin bergabung dengan HIMAJEN harus melalui proses screening. Kak Rahma tidak peduli disebut egois atau apapun itu, bagi Kak Rahma dia ingin orang-orang terbaik untuk memperbaiki citra HIMAJEN kedepannya. Berbagai macam hambatan Kak Rahma rasakan saat proses screening. Mencari orang yang benar-benar loyal dan mampu untuk bekerja sama dengan baik untuk memperbaiki citra HIMAJEN itu tidak mudah.

Berhari-hari Kak Rahma menyusun nama-nama yang akan menjadi Pengurus Harian di kepengurusan periode 2017/2018. Akhirnya terbentuklah Pengurus Harian yang terdiri dari:
1. Rahma Nadila Sutantri sebagai ketua umum
2. Hannah sebagai bendahara umum
3. M. Nahruddin Apriandika sebagai sekretaris umum
4. Asti Junita Putri sebagai kesekretariatan
5. M. Hafizh Mushawwir sebagai kepala bidang keilmuan
6. Dinda Sintya Lestari sebagai kepala bidang humas
7. Prima Agung Dewantara sebagai kepala bidang senibor
8. Rio Eko Chandra sebagai kepala bidang advokasi
9. Agus Harianto sebagai kepala bidang kaderisasi
10. Devi Putri Crivijaya sebagai kepala bidang kewirausahaan

Sepuluh orang diatas adalah perwakilan dari orang-orang yang telah mau dan mampu memperbaiki HIMAJEN setelah vakum beberapa tahun. Dikepengurusan mereka pun terjadi banyak hambatan tidak semulus yang dipikirkan orang kebanyakan. Hanya saja mereka mampu mengatasinya dan mampu untuk menjaga rahasia organisasi agar tidak menjadi konsumsi publik.
Berterima kasihlah kita kepada orang-orang yang telah menghidupkan kembali HIMAJEN. Tanpa mereka mungkin HIMAJEN masih saja vakum. Mungkin manajemen masih menjadi satu-satunya prodi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak mempunyai HMJ. Sekarang tugas dari kita hanyalah melanjutkan dan mempertahankan kerja keras dari alumni-alumni pengurus HIMAJEN.
“Karena sesungguhnya yang sulit itu bukanlah mendirikan kembali, tapi mempertahankan apa yang sudah dibangun.” – Rahma Nadila Sutantri, SM selaku Ketua Umum HIMAJEN 2017/2018.
Mungkin itu saja yang dapat saya tuliskan diblog ini. Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya bagikan tetapi hal tersebut merupakan rahasia organisasi yang tidak mungkin saya jabarkan disini. Sekian dari saya selaku penulis blog ini, kurang dan lebihnya tulisan ini saya mohon maaf karena manusia adalah tempatnya salah. Dan saya ucapkan banyak terima kasih karena sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan ini.
Sampai bertemu ditulisan selanjutnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANFAS 2024 : A Colorful West Borneo : "Ethnic Culture and Creativity Charity Night"

YUK INTIP APA SIH LINKEDIN ITU? APA SAJA MANFAATNYA BAGI KAMU KAUM MAHASISWA DAN TIPS BAGI KAMU AGAR LINKEDIN KAMU TERLIHAT MENARIK SAAT DILIHAT ORANG !!

5 Website Penyedia Jurnal Untuk Tugas Akhir atau Skripsi